Tenaga Medis/Ist Sangihe, MTN.com -Kasus kematian bayi di Kabupaten Sangihe terbilang tinggi. Pasalnya hingga akhir semester I tahun in...
Tenaga Medis/Ist |
Sangihe, MTN.com-Kasus kematian bayi di Kabupaten Sangihe terbilang tinggi. Pasalnya hingga akhir semester I tahun ini, total kasus kematian bayi di Sangihe berjumlah 14. Sementara untuk standar nasional berada di angka 36.
Terkait hal ini, Direktur RSUD Liun Kendage Tahuna, dr Handry Pasandaran MM, punya penilaian tersendiri. Ia menyebut penyebab banyaknya kasus kematian bayi karena pelayanan yang belum merata.
"Situasi ini memang sangat sulit karena keberadaan dokter dan tenaga medis masih sangat kurang. Belum lagi keterlambatan perawatan atau rujukan dari puskesmas, dimana para ibu hamil yang dirujuk sudah dalam kondisi kritis bersama bayinya di dalam kandungan," paparnya.
Dalam keadaan seperti ini, dokter atau tenaga medis lainnya yang menangani pasien, otomatis diperhadapkan pada situasi yang sulit. Tak jarang, kata dia, dokter harus memilih untuk menyelematkan sang ibu atau bayinya, kalau memang kondisi mengharuskan salah satu mesti jadi korban.
Karenanya, kedepan agar kondisi seperti ini berkurang ataupun tidak terjadi lagi, Pasandaran mengimbau para ibu hamil untuk rutin memeriksakan kandungannya. Menurut Pasandaran, dengan begitu si ibu ataupun keluarganya bisa cepat mengambil keputusan jika memang waktu melahirkan sudah akan tiba. Pun demikian, ia mengingatkan agar para ibu selektif dalam memilih lokasi untuk memeriksa kandungan maupun melahirkan.
"Tak bisa dipungkiri ada tradisi yang lebih mempercayai dukun kampung saat bersalin. Selain karena pertimbangan murah, pilihan ini dipengaruhi pemahaman yang minim dari ibu hamil. Yang namanya dokter atau bidan, sudah pasti punya kemampuan dan pengetahuan yang tepat untuk bersalin. Jadi tidak perlu khawatir karena mereka juga dilengkapi peralatan penunjang. Sedangkan kalau soal biaya, akan lebih baik jika itu jangan dulu dipikirkan. Yang terutama dulu bagaimana proses persalinan sukses dan ibu serta bayinya dalam kondisi sehat," pungkas Pasandaran. (*/hm)
Terkait hal ini, Direktur RSUD Liun Kendage Tahuna, dr Handry Pasandaran MM, punya penilaian tersendiri. Ia menyebut penyebab banyaknya kasus kematian bayi karena pelayanan yang belum merata.
"Situasi ini memang sangat sulit karena keberadaan dokter dan tenaga medis masih sangat kurang. Belum lagi keterlambatan perawatan atau rujukan dari puskesmas, dimana para ibu hamil yang dirujuk sudah dalam kondisi kritis bersama bayinya di dalam kandungan," paparnya.
Dalam keadaan seperti ini, dokter atau tenaga medis lainnya yang menangani pasien, otomatis diperhadapkan pada situasi yang sulit. Tak jarang, kata dia, dokter harus memilih untuk menyelematkan sang ibu atau bayinya, kalau memang kondisi mengharuskan salah satu mesti jadi korban.
Karenanya, kedepan agar kondisi seperti ini berkurang ataupun tidak terjadi lagi, Pasandaran mengimbau para ibu hamil untuk rutin memeriksakan kandungannya. Menurut Pasandaran, dengan begitu si ibu ataupun keluarganya bisa cepat mengambil keputusan jika memang waktu melahirkan sudah akan tiba. Pun demikian, ia mengingatkan agar para ibu selektif dalam memilih lokasi untuk memeriksa kandungan maupun melahirkan.
"Tak bisa dipungkiri ada tradisi yang lebih mempercayai dukun kampung saat bersalin. Selain karena pertimbangan murah, pilihan ini dipengaruhi pemahaman yang minim dari ibu hamil. Yang namanya dokter atau bidan, sudah pasti punya kemampuan dan pengetahuan yang tepat untuk bersalin. Jadi tidak perlu khawatir karena mereka juga dilengkapi peralatan penunjang. Sedangkan kalau soal biaya, akan lebih baik jika itu jangan dulu dipikirkan. Yang terutama dulu bagaimana proses persalinan sukses dan ibu serta bayinya dalam kondisi sehat," pungkas Pasandaran. (*/hm)