Samsul Bahri/ist Kotabunan, Manadotopnews.com - Sabtu (23/9 /2017) sekitar pukul 04.00 Wita, Samsul Bahri alias Ancu warga Desa...
Samsul Bahri/ist |
Kotabunan, Manadotopnews.com - Sabtu (23/9 /2017) sekitar pukul 04.00 Wita, Samsul Bahri alias Ancu warga Desa Bukaka Kecamatan Kotabunan, Bolaang Mongondow Timur (Boltim), dengan kondisi demam tinggi mendatangi Puskesmas Kotabunan dengan maksud untuk berobat. Namun sangat disayangkan lelaki tersebut dengan kondisi demam tinggi, memaksa mencari Puskesmas lain karena tidak ada dokter yang melayani.
"Kata perawat, tidak ada dokter. Dokter disini sudah ada jadwalnya. Nah kalau memang ada aturan menyangkut kehadiran dokter, sosialisakan dong supaya sakit saya akan saya tahan dulu, " kata Ancu saat bersua dengan Manadotopnews.com.
"Kalau begini siapa yang disalahkan? atau masyarakat dilarang sakit?," tanya Ancu.
Menurut Ancu, Boltim sebelum jadi daerah otonom, pelayanan masih sangat bagus, setelah sudah jadi daerah otonom, pelayanan di Puskesmas tidak ada. "Tau tau bukan daerah otonom. Ketika jadi daerah otonom bukan bagus tapi tidak ada pelayanan," tutur Ancu dengan nada kesal.
Merasa tidak ada pelayanan di Puskesmas Kotabunan, Ancu terpaksa memilih berobat di Puskesmas Tutuyan namun dirinya mengalami hal yang sama.
" Saat saya pergi ke Puskesmas Tutuyan, alasan mereka (perawat-red) juga sama yaitu tidak ada dokter. "Kalau begitu masyarakat di Boltim dilarang sakit karena harus tunggu jadwal dokter yang akan menangani pasien, " singgung Ancu.
Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan kabupaten Boltim, Eko Marsidi mengatakan, terkait hal itu pihaknya sudah mengecek ke Puskesmas Kotabunan.
"Kita So cek ke Puskesmas Kotabunan, ada empat pasien yang masuk. Dua pasien luka Sobek masing masing 8 dan 4 jahitan, kemudian pasien anak diare dan sepasang suami istri yang datang menanyakan dokter untuk priksa Poli umum sambil paka meja," kata Marsidi.
"Saya perlu jelaskan bahwa Poli umum cuma sampe jam 14.00 wita, UGD untuk tindakan kegawatdaruratan dan dokter cuma 2 skarang. Pemda sedang upayakan tenaga dokter, saya keberatan kalau petugas saya dibentak bentak apalagi sampe pukul meja, sambung Marsidi.
"Mereka datang tanya kalau ada dokter, dijawab perawat bahwa tidak ada dokter, kemudian pasien mulai emosi, perawat tanya siapa yang sakit, karena KU ( keadaan umum ) pasien kelihatan sama antara suami istri ini, tapi kayaknya mereka terlanjur emosi karena tidak ada dokter," tutup Marsidi sembari mengatakan hari Senin ada ketambahan 1 dokter untuk Puskesmas Kotabunan.
(Matt/Rey)