Kotamobagu, manadotopnews.com - Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kota Kotamobagu menggelar Musyawarah Daerah (Musda), Kamis (3...
Kotamobagu, manadotopnews.com - Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kota Kotamobagu menggelar Musyawarah Daerah (Musda), Kamis (31/8/2023).
Musda ketiga yang dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Kotamobagu ini, dibuka secara resmi oleh Ketua Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah Sulawesi Utara (Sulut), Masrur Mustamat.
Bagi Muhammadiyah, musda adalah kegiatan yang sangat penting. Musda adalah forum permusyawaratan tertinggi organisasi Muhammadiyah di tingkat pimpinan daerah (tingkat kabupaten/kota).
Menurut Masrur, bagaimana performance Muhammadiyah ke depan, sangat dipengaruhi oleh keputusan-keputusan yang dihasilkan dalam musda tersebut.
"Musda diharapkan tidak hanya menjadi ajang pergantian kepemimpinan saja, namun harus melahirkan ide, gagasan dan rumusan strategis untuk memajukan dan meluaskan dakwah persyarikatan di Kota Kotamobagu.
Kegiatan Musda ini diikuti oleh pimpinan cabang, pimpinan ranting Muhammadiyah, serta organisasi otonom Muhammadiyah se-Kotamobagu. Dalam kegiatan Musda nantinya akan membahas agenda-agenda penting organisasi, selain pemilihan pimpinan yang terdiri dari sembilan orang, yang akan menggerakkan organisasi dalam satu periode selama lima tahun ke depan.
Masrur berpesan, siapa pun yang terpilih, perlu memperhatikan beberapa hal untuk 'Memajukan Kota Kotamobagu, Mencerahkan Sulawesi Utara' sebagaimana tema musda.
Pertama, bakal calon pimpinan minimal harus tahu apa itu Islam, apa itu Muhammadiyah. Persyarikatan ini adalah gerakan dakwah untuk meningkatkan amar ma'ruf nahi munkar. Muhammadiyah bukan sarana untuk mencari jabatan, bukan sarana untuk mencari uang.
"Muhammadiyah adalah organisasi terkaya di Indonesia. Karenanya, ketua yang terpilih harus memprioritaskan lembaga zakat infak dan sedekah yang diorientasikan untuk kesejahteraan warga," paparnya.
Kedua, pimpinan yang terpilih harus mempunyai jiwa visioner, punya jiwa memandang jauh ke depan.
"Keadaan pasti berubah. Pimpinan Muhammadiyah harus mampu membaca perubhan, dan mampu merencanakan apa yang harus dilaksanakan pada 5 atau 20 tahun ke depan," tegasnya.
"Dengan visi dan misi yang mampu beradaptasi dan bersinergi dengan semua stakeholder, mudah-mudahan kehadiran Muhammadiyah di Kota Kotamobagu mampu memberikan kontribusi dalam menciptakan civil society melalui Islam berkemajuan yang sudah dirumuskan oleh KH Ahmad Dahlan sejak dahulu," tandasnya.
(Indra)