Aksi Menumpahkan Barang Dagangan Sebagai Buntut Kekecewaan Pedagang Pasar Pinasungkulan Sagerat atas Kinerja Pemkot Bitung dan PD Pasar/I...
Aksi Menumpahkan Barang Dagangan Sebagai Buntut Kekecewaan Pedagang Pasar Pinasungkulan Sagerat atas Kinerja Pemkot Bitung dan PD Pasar/Ist |
Hal tersebut berbuntut dari kekecewaan para pedagang atas kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Bitung yang hanya terus berjanji akan memindahkan pedagang lain dari Pasar Girian.
Menurut Rolly dan Meys, pedagang bahan campuran sembako aksi ini dilakukan karena para pedagang sakit hati terhadap pemerintah. "Mereka bilang pedagang dari Pasar Girian akan pindah mulai hari Sabtu, kemudian Senin lalu Rabu (Kemarin, Red) namun hingga kini tidak jelas sehingga pedagang melakukan aksi membakar sejumlah barang dagangannya,” tutur Rolly.
Lebih lanjut dirinya menyesalkan tidak adanya tindak tegas Pemkot Bitung dalam menangani hal tersebut. Mengingat hal ini sudah ada kesepakatan.
“Sudah banyak surat kesepakatan yang para pedagang terima. Baik yang ditandatangani Pemkot dan DPRD Bitung maupun kesepakatan antara forum pedagang pasar Girian dan Sagerat. Banyak diantara kami yang mengalami kerugian,” tukasnya.
Senada dengan temannya, Meys seorang pedagang lainnya mengaku sakit hati dengan kondisi yang dialami para pedagang Sagerat. “Saya naik darah tidak ada pembeli,” urainya. Akibat aksi tersebut sejumlah kios di pasar Pinasungkulan Sagerat tutup, seperti kios B2.
Menyikapi hal tersebut, Arnol Karamoy Kadis Pasar Kota Bitung yang turun langsung ke lokasi ditolak para pedagang dan buruh yang menggelar aksi bakar ban, saat hendak memberikan penjelasan kepada mereka.
“Mereka justru bilang Kadis turun, Kadis tidak mampu, mereka inginkan pak Walikato yang menjelaskan padahal saya yang diperintahkan,” kata Karamoy.
Lebih lanjut diungkapkan Karamoy terkait masalah ini, mengenai keinginan para pedagang Pasar Pinasungkulan Sagerat supaya pedagang pasar Girian pindah, tidak seenaknya mengambil langkah.
“Intinya mereka sudah siap pindah untuk pedagang basah, sambil terus melakukan sosialisasi dan pengertian serta meminta tenggang waktu karena hampir memasuki bulan puasa,” urainya lagi.
Bahkan ditegaskannya, Pemkot Bitung tidak ingin menyusahkan rakyatnya dengan melakukan pembongkaran karena kalau dibongkar pasti timbul masalah baru. “Mereka juga ingin pindah sendiri, dengan kondisi mereka bakar-bakar ban dan lainnya membuat pedagang dari Pasar Girian Ketakutan,” tandasnya. (*/tm)