Gubernur Sarundajang Resmi Buka Konferensi Internasional Jurnalis Televisi Asia Pasifik yang Ditandai Dengan Pemukulan Gong, Jumat (10/10)...
Gubernur Sarundajang Resmi Buka Konferensi Internasional Jurnalis Televisi Asia Pasifik yang Ditandai Dengan Pemukulan Gong, Jumat (10/10)/Ist |
Manadotopnews.com
- Konferensi Internasional Jurnalis Televisi Asia Pasik yang digelar di
Manado, Sulut, Jumat (10/10) malam, selaku tuan rumah, resmi dibuka
Gubernur Sulut, DR. SH. Sarundajang, yang ditandai dengan pemukulan
gong, pada pukul 21:01 Wita. Di Hotel GKIC Manado.
Kegiatan yang dihadiri Gubernur Bangka Belitung, Bupati Bone Bolango,
Provinsi Gorontalo, serta sejumlah Kepala daerah ini, diikuti oleh
perwakilan Jurnalis Televisi dari 10 Negara Asia Pasifik.
Ratna Komala, Ketua Panitia Konferensi Internasional Jurnalis Televisi
Asia Pasifik, dalam pemaparannya mengungkapkan, kegiatan ini merupakan
kegiatan yang kedua setalah di Surabaya Tahun 2013 silam, yang mengambil
tema Tantangan Meningkatkan Kompetensi Jurnalis Televisi dalam
mengahadapi era Asia Pasifik kedepannya.
"Kegiatan ini kita lakukan dengan membawah tekat untuk meningkatkan
kompentenai Jurnalis Televisi, dengan tujuan menjaga kedamaian dunia,"
ungkap Komala mengawali kegiatan.
Dikatakan Ratna, dalam pelaksanaan konferensi yang direncanakan hingga
tanggal 12 Oktober nanti, direncanakan para jurnalis televisi asia
pasifik akan melahirkan deklarasi bersama, Manado Inisiatif. "Selain
deklarasi deklarasi bersama, Manadi Inisiatif, kita juga akan melakukan
pengukuhan Asosiasi Jurnalis Televisi Asia Pasifik, yang pertama kali di
ketua dari indoneaia," ujarnya seraya mengatakan, kesuksesan kegiatan
ini berkat dukungan yang tak terhingga dari Gubernur SHS, Pemerintah
Daerah (Pemda) Sulut.
Sedangkan Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pusat,
Yadi Hendriana, mengungkapkan, pelaksanaan kegiatan ini merupaka momen
sangat bahagia, "kita disini berkumpul dengan para renkan-rekan
senior-senior Jurnalis Televisi di Indonesia, dalam kesempatan ini juga
kami mengundang perwakilan dari 10 Negara," kata Hendriana saat
memberikan sambutan.
Dari zaman reformasi sampai sekarang ini, menurut Hendriana, jurnalis
Indonesia menikmati kebebasan pers yang luar biasa, "Kebebasan ini harus
dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, kebebasan yang bertanggung jawab.
Sebab pers sebagai salah satu pilar kebangsaan, manjadi kunci sebuah
bangsa untuk melahirkan karya besar. Kalau pers sampai terkoptasioleh
tiga pikar lainnya, maka pers akan tamat," tutur dia sembari mengajak,
dalam gelaran Konferensi di Kota Manado, Sulut ini dapat dipancarkan ke
dunia sehingga dapat memecahkan masalah untuk melakukan perkembangan
nyata bagi perdamaian dunia.
Sementara Gubernur SHS pada kesempatan itu mengatakan, mungkin kalau
dirinya tidak hadir pada Konferensi Internasional Jurnalis Televisi
pertama di Surabaya. Saat ini Sulut tidak akan menjadi tuan rumah pada
kegiatan ini.
"Saya melihat visi IJTI luar biasa, memanfaatkan kebebasan pers untuk perdamaian dunia, dan kesejahteraan dunia. Oleh sebab itu, kepeloporan IJTI saya harapkan menjadi hang terdepan untuk mengajak Indonesia tetap satu, dapat terhindar dari konflik sosial, konflik budaya yang dapat melemahkan kita," jelas Mantan Gubernur Maluku dan Maluku Utara ini.
"Saya melihat visi IJTI luar biasa, memanfaatkan kebebasan pers untuk perdamaian dunia, dan kesejahteraan dunia. Oleh sebab itu, kepeloporan IJTI saya harapkan menjadi hang terdepan untuk mengajak Indonesia tetap satu, dapat terhindar dari konflik sosial, konflik budaya yang dapat melemahkan kita," jelas Mantan Gubernur Maluku dan Maluku Utara ini.
Sebab, menurut Sarundajang, IJTI, para wartawan memiliki Soft Power yang
merupakan kekuatan besar untuk dapat menghindarkan bangsa dari konflik.
Selain itu, Sarundajang mengharapkan dalam pelaksaan kegiatan ini,
hasil yang ditargentakan dapat tercapai. (*/dk/sh)