Dialog Publik Jarod Sambut Hari Sumpah Pemuda dengan Menghadirkan Jeverson Petonengan, SH,MH (Ketua KNPI Manado), Sulaiman Mappiasse, Ph....
Manadotopnews.com - Bertempat di Hotel Aston Manado, Selasa (27/10/2015) Pengurus Jurnalis Online Manado (JAROD) menggelar Dialog Publik dengan menghadirkan Jeverson Petonengan, SH,MH (Ketua KNPI Manado), Sulaiman Mappiasse, Ph.D (IAIN Manado) dan Jim Robert Tindi (Mantan Ketua PRD Sulawesi Utara), masing-masing bertindak selaku Narasumber. Dialog kali ini mengangkat tema ”Peran Pemuda Dalam Menjaga Stabilitas Kamtibmas Jelang Pilkada Sulawesi Utara tahun 2015”, dengan dihadiri sejumlah aktivis mahasiswa dari HMI, KAMMI, pengurus KNPI, pimpinan Ormas dan wartawan online.
Dalam pemaparannya, Ketua KNPI Manado Jeferson Pentonengan SH, MH, mengatakan Peran Pemuda sangatlah penting di negara, sebagaimana perjuangan Bung karno adalah wujud awal perjuangan pemuda di negara ini. untuk itu, Pemuda harus mempersiapkan diri sedini mungkin.
"Pemuda hari ini, Pemimpin Masa Depan" Ucap Jeferson
Lebih lanjut dikatakannya, Pemuda yang hidup dan dibentuk dalam sebuah organisasi ada calon pemimpin dimasa depan. Jangan perna takut ketika kita orang biasa tidak ada latar belakang anak pejabat, walikota, Bupati tapi yakinlah kita bisa bermimpi menjadi seorang pemimpin.
"Yakinlah kita bisa bermimpi menjadi seorang pemimpin bukan karna papa kita siapa" tandas Jeferson yang juga mantan Ketua Senat mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat ini.
Senada dengan Jeferson, Jim R Tindi yang menegaskan sekaligus menantang kaum muda agar lebih banyak berbuat dalam pilkada Sulut ketimbang menjadi ”penonton” dan dimanfaatkan elit berkepentingan. Bagi mantan aktivis mahasiswa 98 ini, fase pergerakan pemuda di Indonesia memiliki alur yang tak bisa dipisahkan dengan generasi muda saat ini yang terlahir atas pergolakan reformasi.
”Pemuda harus mampu menemukan jati dirinya, menjaga idealisme yang dianggapnya benar. Jangan kemudian pemuda terpolarisasi dengan pikiran politik masing-masing yang membuat pemuda tidak bersatu. Patut diakui dalam praktek politik modern peran dan gerakan pemuda ”dihambat” dengan berbagai godaan, terutama adalah terkait dengan materi serta kekuasaan yang membuat lemah gerakan pemuda yang sebenarnya progresif. Memang mewujudkan Kamtibmas tentu tidak terlahir dengan sendiri sehingga penting elemen masyarakat dibebaskan dari adanya konflik dan gesekan sosial,” ucap Tindi.
Sejalan dengan dua pemeteri diatas, Sulaiman Mappiasse, Ph.D akademisi IAIN Manado, menjelaskan bahwa konflik bukanlah hal tabu dan perlu dihindari. Karena menurutnya konflik melahirkan dua hal penting dalam konteks mencari solusi. Konflik disini bukan konflik yang merusak, tapi konflik profesional dimana konflik sebagai stategi yang bermetedologi sehingga konflik itu dapat menuju jalan perubahan.
“Konflik itu harus di manage, ada metodologisnya, sehingga tidak merusak tatanan sosial yang ada. ” Ujar Mappiase.
Untuk itu, lanjutnya lagi, pemuda dalam rangka mengamankan kamtibmas jelang pilkada, harus memahami betul managemen konflik, sehingga bisa mengambil tindakan antisipatif dalam pengamanan jelang pilkada agar tidak menjurus ke arah anarkis.
"Pemuda harus memahami betul managemen konflik agar tidak menjurus ke arah anarkis" tutup Mappiase. (Shaker)