Ilustrasi Gorontalo, mtn.com - Tragis, Begitulah nasib dialami Anco Daud (40) dan Wiwin Inunu (34), pasangan suami istri yang tinggal ...
Ilustrasi |
Gorontalo, mtn.com - Tragis, Begitulah nasib dialami Anco Daud (40) dan Wiwin Inunu (34), pasangan suami istri yang tinggal di Desa Tunggulo, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo. Hubungan rumah tangga yang telah dibina selama 9 tahun berakhir dengan sadis.
Anco yang diduga sakit hati nekat menikam Wiwin dengan membabi buta. Alhasil, nyawa Wiwin tak tertolong lagi. Ibu dua anak itu meninggal dengan 11 tusukan di sekujur tubuh, (16/8) sekitar pukul 16.00 wita. Peristiwa yang menggegerkan warga Desa Tunggulo, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo itu bermula ketika Anco menjemput Wiwin di salah satu taylor di kompleks shoping center Limboto, sekitar pukul 14.00 wita.
Anco sengaja menjemput Wiwin lantaran beberapa hari terakhir sering pulang menjelang magrib. Padahal, hari-hari sebelumnya Wiwin pulang pukul 16.00 wita. Hal itu membuat Anco menaruh curiga dan cemburu. Ia menduga istrinya tak lagi perhatian dan mulai melirik lelaki lain, sehingga Anco merasa sakit hati.
Saat dijemput, Anco dan Wiwin sempat cekcok. Namun tak ingin menimbulkan perhatian warga, Wiwin memutuskan untuk ikut dengan suaminya Anco. Keduanya lantas menuju ke rumah Anco yang terletak di Desa Tunggulo.
Selang beberapa saat tiba di rumah, Anco dan Wiwin kembali cekcok di dalam kamar.
Kali ini cekcok keduanya cukup sengit, bahkan terdengar oleh warga sekitar. Hanya saja warga sekitar tak menaruh curiga terhadap cekcok suami istri tersebut. Pun demikian mertua (ibu Anco) yang saat itu sedang memasak di bagian dapur.
“Memang dorang dua kalau berkelahi suaranya sampai terdengar warga sekitar. Jadi kami kira hanya berkelahi biasa saja,” ungkap beberapa warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi kejadian. Diduga tak kuat lagi menahan emosi, Anco lantas mencabut sebilah pisau panjang yang terselip di pinggang. Sejurus kemudian Anco mengarahkan pisau ke tubuh Wiwin.
Dalam hitungan detik, perempuan berparas ayu dan mengenakan hijab tersebut langsung bersimbah darah. Wiwin sempat berusaha menyelematkan diri dan meminta pertolongan mertuanya yang sedang memasak di dapur. Sayangnya luka yang dialami Wiwin sangat parah. Ia pun langsung terkulai lemas bersimbah darah.
Melihat istrinya dalam kondisi sekarat, Anco memutuskan lari menuju markas Batalyon TNI AD 713/Satya Tama. Pria yang sehari-harinya bekerja sebagai petani itu sengaja mengamankan diri karena takut menjadi bulan-bulanan warga.
Sejumlah warga yang mengetahui insiden dialami Wiwin ikut berusaha memberi pertolongan. Dalam kondisi semakin lemas, Wiwin dilarikan ke Rumah Sakit MM Dunda Limboto. Hanya saja, saat tiba di rumah sakit Wiwin sudah tak bernyawa lagi. Ditengarai Wiwin menghembuskan napas terakhir saat perjalanan menuju rumah sakit.
Sementara itu, untuk kepentingan penyidikan jasad Wiwin sempat dirujuk ke Rumah Sakit Aloei Saboe (RSAS) Kota Gorontalo untuk diotopsi. Hanya saja pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi. Alasannya, jasad Wiwin hendak disemayamkan dalam rangka pemakaman. Kendati begitu, informasi yang diperoleh akibat tikaman membabi buta, Wiwin mengalami 11 luka tikaman/sobek. Di antaranya dua di bagian dada kiri dan kanan, perut luka tikam dan sobek, serta lengan kiri dan kanan. (*/hg/sh)