Manadotopnews.com - Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi Utara (PWNU Sulut) menggelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad, Sab...
Peristiwa tersebut Bermula Ketika terjadi banjir bandang yang menimpa kota Makah sehingga menyebabkan bangunan Ka'bah rusak. Oleh kaum Quraisy diadakanlah renovasi. Namun ketika akan dilakukan proses pemasangan atau peletakan Hajar Aswad timbullah perselisihan di antara mereka. Masing-masing kabilah merasa dirinyalah yang paling berhak untuk meletakkan Hajar Aswad.
Perdebatan baru mendapatkan titik terang, setelah salah seorang sesepuh Quraisy yang bernama Abu Umayyah Bin Mughirah menyarankan agar, siapapun orang pertama yang memasuki pintu Ka'bah maka ialah yang berhak meletakkan Hajar Aswad. Mereka pun menunggu, dan tak lama datanglah seorang laki-laki memasuki pintu Ka'bah. Setelah melihat siapa yang masuk semua kabilah merasa senang. Mereka pun ridha karena mengetahui Nabi Muhammad adalah seorang yang jujur dan terpercaya.
Nabi Muhammad pun diminta untuk meletakkan Hajar Aswad. Namun Nabi Muhammad bukanlah seorang yang egois. Ia kemudian membentangkan sorbannya lalu meletakkan Hajar Aswad di tengah- tengah kain sorban tersebut. Lalu Nabi Muhammad memanggil masing-masing pemimpin kabilah untuk memegang bagian ujung kain sorban pada keempat sisinya. Kemudian mereka bersama-sama mengangkat Hajar Aswad menggunakan kain sorban tersebut menuju tempat peletakannya. Lalu Nabi meletakkan Hajar Aswad di tempatnya. Semua kabilah merasa puas dan bergembira atas perilaku adil dan amanah yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Michael H. Hart, seorang berkebangsaan Amerika, penganut Yahudi dan penulis buku “ The 100: A Rangking of The Most Influential Person in History" bahkan dengan berani menempatkan Nabi Muhammad pada urutan teratas 100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Michael H. Hart mengakui bahwa, Nabi Muhammad bukan hanya pemimpin agama melainkan juga pemimpin dunia. Fakta menunjukkan, pengaruh kepemimpinan politik Nabi Muhammad s a w selalu berada di posisi terdepan. Ini merupakan bukti nyata dari keberhasilan Nabi Muhammad dalam memimpin.
Sementara itu Ketua PWNU Sulawesi Utara, Drs. H. Ulyas Taha, M.Pd, mengatakan ada dua hal sehingga peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kali ini digelar di Hotel Aston.
“Yang pertama mereka ingin merayakan syukuran saya yang telah kembali ke Sulawesi Utara yang tadinya sebelumnya telah menjadi Kakanwil Sulawesi Tengah selama 3 tahun saat itu masih menjabat sebagai Ketua PWNU Sulut" ungkap Ulyas
Dikatakannya pula, Garis NU dalam politik jelas akan selalu mencermati siapa nantinya yang layak mendapat kepercayaan untuk menjadi pemimpin
“NU akan selalu melihat mencermati siapa yang benar-benar peduli dengan rakyat,” tegasnya.
Lanjut Ulyas, yang kedua acara ini dilaksanakan di Aston karna kami menghadirkan seluruh PCNU se Sulut, mengingat kepengurusan yang ada saat ini akan segera berakhir. Sehingga pertemuan hari ini merupakan silaturahmi dan konsolidasi murni.
“Kedepan kita akan melihat kader-kader yang akan melanjutkan tugas,” ujar Ulyas, sembari menambahkan pemilihan pengurus baru nantinya akan dilaksanakan setelah Pilkada selesai dilaksanakan sehingga tidak akan bertabrakan dengan jadwal Pilkada.
“Kita akan mengamankan Pilkada dan siapapun yang terpilih nanti, itu adalah pemimpin Sulawesi Utara. Dan siapapun pengurus NU yang akan terpilih nanti, kita akan bersinergi dengan pemerintah provinsi untuk membangun Sulawesi Utara,” Kunci Ulyas Taha yang juga KAKANWIL Kemenag Sulut ini.
Sekedar diketahui Acara yang maulid yang dilaksanakan di hotel Aston yang dimeriahkan oleh grup hadra polda Sulut berlangsung Sukses. Mengawali dengan pembacaan Kalam Ilahi oleh Fayza Saskia Alami, ST acara tersebut berakhir dengan doa yang dipimpin oleh Drs. K.H. Syaban Mauluddin M.Pd.I. selaku Rais PWNU Sulut
(Shaker)